Saya tidak pernah menyesal atas keputusan saya, karena saya tahu saya tidak punya peluang di China
-- Pi Hongyan
Pi (32) yang lahir di kawasan selatan China di kota mega Chongqing, biasanya mewakili China. Tetapi sekarang dia masuk tim nasional Prancis, kendati ia tidak masuk urutan atas di negaranya.
"Setiap kali saya pulang ke China, saya amat gembira karena banyak orang yang mengelu-elukan saya," kata Pi setelah mengalahkan pemain dari Ukraina Larisa Griga 21-11, 21-16 pada Kejuaraan Piala Sudirman yang diadakan di kota pantai Qingdao.
Pi mengatakan, ia merasa "normal" saja bermain untuk Perancis, bukan membela negara kelahirannya.
"Saya tidak pernah menyesal atas keputusan saya, karena saya tahu saya tidak punya peluang di China," katanya.
"Bila saya tinggal di China, mungkin sekarang saya sudah punya bayi dan melakukan pekerjaan lain. Saya kira saya memiliki keberuntungan lain untuk bermain bulu tangkis di Perancis," katanya.
Pendukungnya di Perancis juga menyukai Pi, yang kini jadi penduduk Paris. Pada kejuaraan dunia Agustus tahun lalu di kota Paris, tiket terjual habis karena penontong ingin menyaksikannya bermain di perempat final, ketika ia kandas di tangan rekan senegaranya Wang Xin 21-13, 21-15.
Dengan banyaknya pemain berbakat di China, bila mampu meningkatkan pamor mereka, maka mereka dapat bermain di kejuaraan besar, termasuk Olimpiade, yang jauh dari harapan Pi.
Mereka juga tidak dapat bermain lama, karena China lebih mengutamakan pemain muda ketimbang permain berpengalaman.
"Saya tidak terlalu bagus di China dan tim nasional tidak menginginkan saya. Itulah makanya saya pindah," ujar Pi, yang dapat berbahasa China, Perancis dan Inggris.
Tak cuma Pi. Ada beberapa pemain lain yang nasibnya serupa, seperti Yao Jie, peringkat 17 dunia, yang sekarang berada di Belanda, serta Xu Huaiwen, yang meninggalkan China dan pindah ke Jerman pada 2000.
Xu, yang mundur pada 2009, ditolak tim nasional China karena ia disebutkan terlalu kecil.
Hongkong dan Singapura merupakan tim lain yang mendapat keuntungan dari melimpahnya bakat bulu tangkis di China. Yao Lei, yang lahir di bagian timur China di Provinsi Jiangsu, kini mewakili Singapura.
"Terlalu banyak pemain di China sehingga tidak banyak peluang untuk bertanding," katanya kepada AFP di Piala Sudirman.
Ia mengatakan, rahasia sukses China dalam mendapatkan pemain bagus di bulu tangkis tidak semata-mata karena kemampuan mereka. "Itu semua karena rajin berlatih," katanya.
No comments:
Post a Comment